Translate

Translate

Sabtu, 13 September 2014

makalah penyakit hipermetropi



KONSEP PENYAKIT HIPERMETROPI
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB)




 

 






Disusun oleh:
Nela Astria Febriani
NIM 13.096
2 C


AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
2014



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Penyakit Hipermetropi”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

                                                                                     Sumedang,  September 2014,



                                                                                                                  Penyusun









Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.LATAR BELAKANG.................................................................................. 1
B.RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 1
C.TUJUAN PENULISAN................................................................................ 2
D.MANFAAT PENULISAN............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................... 3
A.KONSEP PENYAKIT.................................................................................. 3
1.Pengertian Hipermetropi................................................................................. 3
2.Etiologi............................................................................................................ 3
3.Simpton........................................................................................................... 4
4.Data Penunjang............................................................................................... 5
5.Patofisiologi.................................................................................................... 5
6.Komplikasi...................................................................................................... 5
7.Klasifikasi........................................................................................................ 6
B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...................................................... 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 12
A.KESIMPULAN............................................................................................. 12
B.SARAN.......................................................................................................... 12 
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan penglihatan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Tanpa mata, manusia mungkin tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada disekitarnya. Dalam penglihatan, mata mempunyai berbagai macam kelainan refraksi. Kelainan refraksi atau yang sering disebut dengan ametropia tersebut, terdiri dari miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Kelainan refraksi merupakan gangguan yang banyak terjadi di dunia tanpa memandang jenis kelamin, usia, maupun kelompok etnis.
Kelainan refraksi merupakan kelainan pada mata yang paling umum. Hal ini terjadi apabila mata tidak mampu memfokuskan bayangan dengan jelas, sehingga penglihatan menjadi kabur, dimana kadang-kadang keadaan ini sangat berat sehingga menyebabkan kerusakan pada penglihatan.
Tiga kelainan refraksi yang paling sering dijumpai yaitu miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Namun, yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu hanya hipermetropi saja.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari penyakit hipermetropi?
2.      Seperti apa etiologi penyakit hipermetropi?
3.      Seperti apa simpton atau tanda dan gejala penyakit hipermetropi?
4.      Apa saja data penunjang penyakit hipermetropi?
5.      Seperti apa patofisiologi penyakit hipermetropi?
6.      Seperti apa komplikasi penyakit hipermetropi?
7.      Apa saja klasifikasi penyakit hipermetropi?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui seperti apa penyakit hipermetropi.
2.      Untuk mengetahui etiologi penyakit hipermetropi.
3.      Untuk mengetahui tanda dan gejala atau simpton dari penyakit hipermetropi.
4.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi data penunjang penyakit hipermetropi.
5.      Untuk mengetahui patofisiologi penyakit hipermetropi.
6.      Untuk mengetahui komplikasi apa saja yang terjadi pada penyakit hipermetropi.
7.      Untuk mengetahui klasifikasi penyakit hipermetropi.

D.    Manfaat Penulisan
1.      Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan mengenai penyakit hipermetropi.
2.  Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dan sebagai acuan untuk menulis makalah.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Konsep Penyakit
1.      Pengertian Hipermetropi
Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat. Titik dekat penderita rabun dekat akan bertambah, tidak lagi sebesar 25 cm tapi mencapai jarak tertentu yang lebih jauh. Penderita rabun dekat hanya dapat melihat benda pada jarak yang jauh.
Mata hipermetropi disebabkan oleh keadaan fisik lensa mata yang terlalu pipih atau tidak dapat mencembung dengan optimal, oleh sebab itu bayangan yang dibentuk lensa mata jatuh di belakang retina. Rabun dekat dapat tolong menggunakan kaca mata lensa cembung, yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar sebelum masuk mata, sehingga terbentuk bayangan yang tepat jatuh di retina.

2.   Etiologi
Penyebab dari hipermetropi adalah sebagai berikut :
a.    Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek
Biasanya terjadi karena Mikropthalmia, renitis sentralis, arau ablasio retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).
b.   Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah
Terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropi adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksi menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan viterus humor. Misal pada penderita Diabetes Melitus terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di bawah normal
c.    Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat
Kelengkungan kornea ataupun lensa  berkkurang sehingga bayangan difokuskn di belakang  retina.
d.   Perubahan posisi lensa
Dalam hal ini, posisi lensa menjadi lebih posterior.

3.      Simpton
Tanda dan gejala orang yang terkena penyakit rabun dekat secara obyektif  klien susah melihat jarak dekat atau penglihatan klien akan rabun dan tidak jelas. Sakit kepala frontal. Semakin memburuk pada waktu mulai timbul gejala hipermetropi dan sepanjang penggunaan mata dekat.
a.    Penglihatan tidak nyaman (asthenopia)
Terjadi ketika harus fokus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama.
b.   Akomodasi akan lebih cepat lelah terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.
c.    Bila 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh kabur.
d.   Penglihatan dekat lebih cepat buram, akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau penerangan yang kurang.
e.    Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat jangka panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bisa membaik spontan kegiatan melihat dekat dihentikan.
f.    Eyestrain
g.   Sensitive terhadap cahaya
h.   Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. ciliaris diikuti penglihatan buram intermiten


4.      Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah ophtalmoscope.

5.      Patofisiologi
Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan sinar sejajar yang datang dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di belakang retina.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTpYG2_5fFt4hk4rWU-QiNI_LrdREUMbkkPHTtRa01QQeSpjm7IoDdM5-uJ2CHKq1cdcr4ENgnHB0dxWcgZFYGpm8-q50kIJ-m1eTCQ9UbCzCXtFze1aG3mDp2XuWG54cZi2gFUVNS2D_f/s320/1.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcYF49Sv8v7iLVzt2QXwv0DYPpCLCTs6ErvMwbb-_DXtQ2eeylSSA5jKWaMrMbtrEV5B6NOGbksBnxc0gda-DugS4pZYadHofhvHpQCxVgozFqAK7nYX-_Uj7BuGasHlEajfs1eQI5PxJc/s1600/2.jpg

6.      Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.

7.      Klasifikasi
a.    Hipermetropia manifest
Adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Hipermetropia manifes didapatkan tanpa siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata yang maksimal.
b.   Hipermetropia Absolut
Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama sekali disebut sebagai hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermatropia fakultatif dengan hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifes.
c.    Hipermetropia Fakultatif
Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan istrahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif.
d.   Hipermetropia Laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi ( atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklopegia. Makin muda makin besar komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus menerus, teritama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
e.    Hipermetropia Total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.

B.     Konsep Asuhan Keperawatan
  1. Pengkajian
  1. Pengumpulan data
1)   Biodata
·   Nama                                         
·   Usia                                           
·    Jenis kelamin                            
·   Alamat                                      
·   Suku / bangsa                            
·   Status pernikahan                      
·   Agama / keyakinan                   
·   Pekerjaan                                   
·    Diagnosa medik            
·   No. medical record                   
·   Tanggal masuk              
·    Tanggal pengkajian                   
2)   Penanggung jawab
·      Nama                                       
·      Usia                                         
·       Jenis kelamin                           
·      Pekerjaan                                 
·    Hubungan dengan klien           
  1. Riwayat Kesehatan
1)   Riwayat kesehatan sekarang
·      Keluhan Utama
Klien mengeluh susah membaca pada jarak dekat.
·      Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian klien susah membaca pada jarak dekat, keluhan ini dirasakan sudah lama, makin hari penglihatanya makin menurun, klien juga tidak mengetahui penyebap matanya kabur. Dan Upaya yang dilakukan klien untuk mengurangi keluhannya yaitu menjauhkan bahan bacaan, dan yang memperberat yaitu ketika membaca dalam waktu yang lama klien mengalami pusing dan sakit kepala, dengan skala 3 (0-5).
2)   Riwayat kesehatan lalu
·      Klien tidak ada riwayat alergi terjadap makanan dan obat - obatan.
·      Klien tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dan klien tidak merokok.
3)   Riwayat kesehatan keluarga
Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.
  1. Pemeriksaan fisik
1)   Keadaan umum klien          : Baik
Kesadaran                           : Compos mentis
Tanda-tanda vital               :
Suhu                                   : 37,50 c
Nadi                                    : 100 X/Menit
Pernafasan                          : 20 X/Menit
Tekanan darah                    : 120/80 mmHg
2)   Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung kering, tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk leher simetris, tidak ada benjolan atau massa, bentuk dada simetris, pernapasan 20 X/Menit, tidak terdengar suara napas tambahan, tidak ada retraksi otot - otot dada.
3)   Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi terdengar atau teraba jelas 100 X/Menit, tekanan darah 120/80 mmHg CRT<2 detik, tidak ada pembesaran area jantung.
4)   Sistem pencernaan
Bentuk lembap, tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap (32), lidah bebas bergerak, refleks menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan lien, terdengar bunyi timpani.
5)   Sistem indra
·      Mata
Kesulitan membaca tulisan dengan huruf yang kecil, menjauhkan bacaan pada saat membaca, mampu membedakan warna, bisa menggerakan bola mata kesegala arah, mata tampak bersih, tidak ada nyeri tekan.
·      Hidung
ü  Mampu membedakan berbagai macam aroma.
ü  Tidak ada sekret.
·      Telinga
Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret dan bau pada telinga, mampu membedakan bunyi, Telinga tampak bersih, tidak ada nyeri tekan pada telinga.
6)   Sistem muskuloskeletal
·      Ekstremitas Atas
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4
·      Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4


7)   Sistem integumen
Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, kuku bersih, suhu 37,5o c.
8)   Sistem perkemihan
Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi kandung kemih.
  1. Pengelompokan data
Data subyektif :
·      Klien mengatakan susah membaca huruf pada jarak dekat
·      Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit kepala.
·      Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
Data obyektif :
·      Klien tampak cemas dan gelisah
·      Gangguan nervus II (Optikus)
·      Kesulitan membaca huruf pada jarak dekat
·       Menjauhkan bacaan pada saat membaca
·      Fungsi penglihatan menurun pada jarak dekat
·      Skala nyeri 3 (0-5)

  1. Diagnosa Keperawatan
a.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kelelahan otot – otot penggerak lensa yang ditandai dengan :
Ds :
·      Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit kepala
Do :
·      Skala nyeri 3 (0-5)
·      Ekspresi wajah tampak meringis.
b.   Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan yang ditandai dengan :
Ds :
·      Klien sering menanyakan tentang penyakitnya

Do :
·      Klien tampak cemas dan gelisah

  1. Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, nyeri berangsur-angsur berkurang dengan criteria :
-          Klien mengatakan nyeri berkurang
-          Ekspresi wajah tenang
 Nyeri skala 2 (0-5
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
observasi keadaan,intensitas nyeri, dan tanda-tanda vital.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, sedikit demi sedikit gangguan penglihatan klien teratasi, dengan kriteria :
-          Klien bisa membaca lagi
 Penglihatan Jelas
Kaji kemampuan penglihatan, dan jarak pandang klien.
Berikan penerangan yang cukup.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu hari, ansietas berangsur-angsur berkurang dengan criteria :
-          Klien dapat mengerti tentang penyakit yang dideritanya.
-          Wajah klien tampak tenang
  Klien tidak gelisah
Berikan penyuluhan tentang penyakit klien
Observasi tingkat kecemasan klien

  1. Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi dan keadaan umum klien.

  1. Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode SOAP.



 
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat.
2.      Penyebab penyakit hipermetropi yaitu,sumbu utama bola mata yang terlalu pendek, daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah, kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat, perubahan posisi lensa.
3.      Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan sinar sejajar yang dating dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di belakang retina.
4.      Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi.

B.     Saran
Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan penglihatan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Tanpa mata, manusia mungkin tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada disekitarnya, maka dari itu jagalah mata yang dimiliki oleh kita.




DAFTAR PUSTAKA



 



 



1 komentar:

  1. http://layarkaca21indo.com/ >> situs kumpulan film bioskop terbaru dan terupdate

    http://minion99.org/ >> bagi yang lagi suntuk cocok banget !! ini situs streaming film bioskop terbaru

    https://subtitlecinema.com/ >> situs kumpulan subtitle dari semua film terlengkap

    BalasHapus